Selasa, 24 September 2013

Kuliah Online

Kelompok 7

Nurhikmah 11-006





Testimoni Kuliah Online:

Kuliah Online yang sudah dilaksanakan minggu lalu sangat menyenangkan, karena kita bisa di mana saja mengikuti perkuliahan, tidak harus di dalam kelas bersama seperti kuliah biasa, jadi lebih fleksibel. Selain itu juga semua mahasiswa bisa saling memberi pendapat masing-masing tanpa ragu, jadi membuat setiap mahasiswa semakin aktif dalam berpatisipasi  membahas topik perkuliahan. Namun sedikit ada kendala dengan jaringan internet yang tidak stabil sehingga kita harus benar-benar memastikan jaringan internet yang kita dapatkan harus stabil karena kalau tidak kita bisa tiba-tiba keluar dari percakapan kuliah online. Tapi sejauh ini kuliah online menyenangkan. :)

Hasil Diskusi Online Kelompok Kami:
Bahwa terdapat perbedaan antara teori Gestalt dan Behavioristik di mana menurut teori Gestalt setiap orang mempunyai persepsi masing-masing secara keseluruhan terhadap perkuliahan online ini dan menurut teori behavioristik di mana respon dan stimulus ketika melakukan kuliah online, dan adanya reward serta punishment ketika kuliah online dilaksanakan.
Adapun contoh berdasarkan teori Gestalt berkaitan dengan kuliah online adalah:
Setiap orang mempunyai gambaran dan persepsinya masing-masing atas kuliah online ini dan di mana kuliah online sebagai sebuah keseluruhan, yaitu banyak hal di dalamnya yaitu kita belajar bersama, memberi pendapat kita, lebih peka terhadap kemajuan teknologi, dan juga tetap berusaha agar sinyal tetap terjaga baik, demi berjalannya kuliah online.
Adapun contoh berdasarkan teori Behavioristik berkaitan dengan kuliah online adalah:

Berkaitan dengan pengkondisian klasik, proses dimana kejadian atau stimulus mampu memicu respon seperti ketika Ibu Dina meminta mahasiswa mengikuti kuliah oline dalam roomchat, semua mahasiswa merespon dengan mengikuti online ke dalam group dan saat ibu memberikan pertanyaan di roomchat, para mahasiswa juga memberi respon dengan memberi pendapatnya masing-masing. Selain itu juga yang berkaitan dengan reward, jika kita mengikuti kuliah online dengan  baik, aktif dalam diskusi, memiliki koneksi yang baik pula, maka konsekuensinya juga positif, dimana kita dapat mengikuti kul online dan, mendapatkan ilmu yg bermanfaat.


Sekian hasil diskusi online kami, semoga bermanfaat :)






Selasa, 17 September 2013

TEORI PEMBELAJARAN SKINNER


Kelompok Skinner:

Rafita Attia 09-014
Irene Anastasya 10-041
Nurhikmah 11-006
Gustina Handayani 11-016
Nurfazrina 11-036
Ariansyah 11-063
Priscilla D 11-096





1.   Alasan Ketertarikan Kelompok Terhadap Teori Pembelajaran Skinner :
ü  Karena teori ini paling mudah untuk diaplikasikan dalam kehidupan sehari-haru dan efeknya bisa mudah/cepat dirasakan, dan juga karena masih adanya kekurangan pahaman di masyarakat akan hal ini. Maka rasanya perlu untuk dipahami agar masyarakat bisa lebih paham akan hal ini (Ariansyah, 11-063).
ü  Teori Skinner sangat menarik ketika membahas mengenai “operant conditioning” dimana melakukan penerapan positive reinforcement dan negative reinforcement dalam membentuk suatu perilaku seseorang. Sama halnya dalam proses belajar, dapat diakui ketika kita ingin membentuk perilaku seseorang untuk belajar diperlukan positive reinforcement seperti ”reward”. Namun yang menjadi hal yang menarik mengenai “apakah setiap proses belajar akan diberlakukan adanya rewadr yang bisa membentuk stiap proses belajar?” dan “apakah setiap proses belajar dapat dibentuk melalui positive reinforcement?” (Irene Anastasya (10-041).
ü  Karena penerapan teori Skinner tampaknya mudah untuk diterapkan di kehidupan sehari-hari. Namun, terkadang sulit untuk diterapkan. Tapi sebenarnya teori ini dapat membantu untuk dapat melihat adanya perubahan perilaku dari seseorang (Rafita Attia, 09-014).
Dari ketiga pendapat diatas, kelompok berpendapat bahwa teori Skinner merupakan teori yang aplikatif karena teori ini mudah diterapkan dalam kehidupan seharo-hari, sehingga kelompok tertarik untuk mengetahui teori Skinner lebih dalam, lebih khususnya teori yang menjelaskan mengenai reinforcement dan punishment.


2.   Tiga Poin Penting Teori Skinner :
a)    Kategori Penguat :        a. Primer atau sekunder
b. Umum / digeneralisasikan
c. positif atau negatif
b)    Hukuman, yaitu dimaksudkan untuk meredusi perilaku tertentu.
c)    Jadwal Penguatan :       a. Rasio, yaitu berdasarkan jumlah respon
b. Interval, yaitu berdasarkan waktu yang berjalan

3.   Kaitan Teori Skinner dengan Tiga Poin Penting Diatas :
Teori Skinner membahas mengenai adanya perubahan perilaku yang dibentuk melalui reinforcement baik itu secara primer, skunder, digeneralisasikan, positif ataupun negatif. Selain dibentuk melalui reinforcement, perilaku kita juga terkadang dibentuk melalui hukuman. Namun, pada umumnya pemberian reinforcement dapat dibagi berdasarkan jadwal tertentu, yaitu jadwal rasio (berdasarkan jumlah respon), dan jadwal interval (berdasarkan waktu yang berjalan).

4.   Tabel Kayakinan Umum Filsafat Konstruktivis-Sosial
Definisi Pengetahuan
Produk dari setting belajar di kelas atau tempat dimana partisipan berada; produk dari penelitian tertentu yang tidak dapat dipisahkan dari aktivitas atau kejadian yang menghasilkan produk tertentu (Bredo, 1994; Dewey & Bentley, 1949).
Definisi belajar
Kognisi yang dibagi secara sosial yang merupakan proses dari menjadi anggota komunitas praktik belajar yang berkelanjutan (Lave, 1991); interaksi sosial yang mengonstruksi dan merekonstruksi konteks, pengetahuan dan makna (Marshall, 1996).
Lokus belajar
Tidak terbatas pada pikiran individu (Marshall, 1996); terjadi di komunitas partisipan dan didistribusikan di antara sesama partisipan (Bredo, 1994).


5.   Kaitan antara Teori Kontemporer Pengkondisian berpenguat Skinner dengan ketiga poin di atas adalah sebagai berikut :
a)    Dikatakan bahwa pengetahuan adalah produk dari setting belajar yang dilakukan, jika dikaitkan dengan teori Pengkondisian berpenguat Skinner maka bisa dikatakan bahwa pengetahuan yang di dapat adalah hasil dari adanya penguat yang diberikan secara tepat pada hal-hal yang bisa meningkatkan kemauan belajar, dan tentunya memang pengetahuan sebagai produk ini tidak dapat dipisahkan dari proses belajar itu sendiri.
b)    Definisi belajar yang ada tersebut mengatakan bahwa interaksi sosial yang mengonstruksi dan merekonstruksi konteks, pengetahuan, dan makna, hal ini sejalan dengan teori belajar pengkondisian berpenguat Skinner dimana proses belajar yang ada dalam teori ini adalah membutuhkan adanya interaksi antara si pembelajar dengan lingkungannya atau dalam hal ini adalah orang-orang yang ada lingkungannya. Proses belajar yang dilakukan perlu mendapatkan reaksi dari lingkungan berupa positive reinforcement pada hal-hal yang baik yang bisa meningkatkan proses belajar tersebut, dan juga memerlukan negative reinforcement ataupun hukuman pada hal-hal yang bisa menghambat proses belajar, apabila ketiga hal itu dapat berjalan dengan lancar, maka pengetahuan dan makna bisa dikonstruksi secara baik pula.
Dikatakan bahwa lokus belajar tidak terbatas pada pikiran individu, terjadi di komunitas partisipan dan didistribusikan di antara sesama partisipan, hal ini juga bisa dikaitkan dengan teori pengkondisian berpengut Skinner dimana dalam teori ini yang menjadi tempat terjadinya proses belajar itu tidak semata-mata berasal dari pikiran individu, namun juga berasal dari lingkungan, yaitu reinforcement-reinforcement yang diberikan.





Sumber :

Gredler, Margaret E. , 2011 , Learning and Instruction Teori dan Aplikasi Edisi Keenam . Jakarta : Kencana

Senin, 09 September 2013

BAB I TINJAUAN


Belajar, setiap manusia pasti selalu dihadapkan dengan belajar di sepanjang hidupnya. Belajar (learning) adalah proses multisegi yang biasanya dianggap sesuatu yang biasa saja oleh individu sampai mereka mengalami kesulitan saat menghadapi tugas yang kompleks.

Peran Belajar dalam Kehidupan Sehari – hari

Pertama-> Bagi individu, belajar dapat menjelaskan tentang pemerolehan berbagai kemampuan dan keterampilan, tentang strategi untuk menjalankan peran di dunia, serta tentang sikap dan nilai yang memandu tidakan seseorang.

Kedua-> Belajar penting bagi masyarakat. Salah satu tujuannya, seperti dicatat oleh Vygotsky (1924/1979), adalah mempelajari tentang nilai, bahasa, dan perkembangan kultul-pengalaman yang diwariskan.

Kebanyakan prestasi peradaban manusia tidak akan dapat dimanfaatkan dalam satu generasi, dan peradaban itu sendiri akan segera punah dari muka bumi (Thorndike, 1931). Belajar juga merupakan basis untuk kemajuan masyarakat di masa depan. Perkembangan diciptakan oleh individu yang didasari oleh kemampuan belajar dan kapasitas mereka untuk menciptakan penemuan baru yang dilanjutkan dari generasi ke generasi, contohnya seperti komputer. 

Mengingat pentingnya belajar bagi masyarakat dan individu, maka masyarakat tidak bisa membiarkan proses pendidikan begitu saja.

Terakhir, pemelajar (learner) mengonstruksi makna untuk diri mereka sendiri dan konteks dimana mereka tinggal. Yakni, individu memilih informasi dari interaksi dengan orang dan kejadian yang terjadi di keluarga, sekolah, pertemanan, komunitas, dan lingkungan kerja. Individu kemudian menghubungkan informasi pilihan itu dengan pengetahuan yang dimilikinya, kemudian menganalisisnya, dan mengonstruksinya ke dalam memori.
 
Upaya prateoretis untuk menjelaskan tentang belajar 

1.      Kebijakan tradisional
2.      Filsafat
3.      Pertumbuhan riset

Kriteria untuk teori belajar

Clark Hull (1935), seorang teoretisi behavioral, mengidentifikasi tiga kriteria untuk setiap teori.
Pertama-> Seperangkat asumsi yang eksplisit yang merupakan keyakinan dasar teoretisi tentang suatu fenomena yang akan dibahas.

Kedua-> Teori harus mencakup definisi membentuk kerangka teori.

Ketiga-> Membentuk tubuh teori.

Keempat-> Teori harus menjelaskan dinamika psikologis dasar dari kejadian yang memengaruhi belajar.

Fungsi Teori Belajar


Fungsi Umum

Suppes (1974) mengidentifikasi empat fungsi umum dari teori belajar. Pertama adalah sebagai kerangka untuk melakukan riset. Fungsi ini terkait dengan syarat bahwa teori harus memuat prinsip yang dapat diuji; teori yang baik akan diterjemahkan ke dalam desain riset yang konkret (Bronfenbrenner, 1993).
Fungsi kedua adalah memberikan kerangka informasi yang spesifik.
Ketiga, untuk mengungkapkan kompleksitas dan kekaburan suatu kejadian.
Keempat, teori mungkin melahirkan wawasan baru tentang situasi sehingga prinsip atau teori sebelumnya perlu diperbaiki.
Kelima adalah teori berguna sebagai penjelasan atau suatu kejadian. Untuk lebih jelas, contoh dari kelima fungsi umum teori belajar diatas dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Fungsi Khusus
Pertama, sebagai pedoman perencanaan instruksi.
Kedua, mengevaluasi produk untuk dipakai di kelas dan praktik belajar yang berlangsung.
Ketiga, mendiagnosa problem dalam instruksi kelas.
Keempat, mengevaluasi riset berdasarkan teori.


Berikut Uraian Fungsi Khusus Teori Belajar:



Fungsi
                        Contoh
Sebagai pedoman perencanaan instruksi
a.     Kondisi belajar Gagne menyediakan sembilan langkah yang paralel dengan urutan dimana informasi diterima dari lingkungan, diproses (encoded, dan disimpan dalam memori jangka panjang
b.     Teori perkembangan Jean Piaget memberikan pemahaman tentang praktik kelas yang memfasilitasi perkembangan pemikiran logis
Mengevaluasi produk untuk dipakai di kelas dan praktik belajar yang berlangsung
Teori membantu dalam mengevaluasi instruksi berbasis komputer yang mencakup prinsip pemrosesan informasi. Pengkodisian operan Skinner, kondisi belajar Gagne, dan teori sosial-kognitif Bandura
Mendiagnosa problem dalam instruksi kelas
Kesulitan yang dialami siswa berpotensi rendah sering disebabkan karena harga diri rendah dan tidak memadainya strategi belajar yang baik. Teori atribusi Weiner, teori sosial-kognitif Bandura, perspektif tentang pemecahan masalah, dan teori sosiohistoris Vygotsky, semua membahas berbagai aspek dari problem ini
Mengevaluasi riset berdasarkan teori
Salah satu studi mengimplementasikan model perilaku prososial dan melakukan pengujian pada anak pada akhir sesi eksperimen. Si anak tidak banyak meniru si model dan ini dianggap sebagai bukti bahwa teori Bandura tidak berlaku untuk situasi sosial tertentu. namun menurut teorinya, anak tidak melakukan semua hal yang mereka pelajari


Perkembangan teori belajar dimulai awal abad ke-20 dengan tiga pendekatan berbasis laboratorium. 

Demikianlah penjelasan dari saya mengenai belajar, semoga bermanfaat :)


Sumber:
Gtedler, Margaret.E., 2011., Learning and instruction, teori dan aplikasi. Jakarta: Kencana