Mmmmm,,,,Meditasi,,,,ternyata
Meditasi ini dimanfaatkan lho dalam dunia Psikologi…
Deatherage mengatakan meditasi
sebagai formula pengobatan diri (sangat efisien untuk penggunaan waktu terapis
dan karenanya cukup biaya-efektif) yang membantu pasien tahu proses mental
mereka sendiri dan kesibukannya, mengembangkan "diri pengamat," dan
mendapatkan kemampuan untuk membentuk atau
mengontrol proses mental mereka (Bogart, 1991). Berbagai studi menunjukkan efektivitas dari meditasi
mindfulness dimasukkan ke dalam terapi untuk nyeri, berbagai kanker, HIV,
penyakit kardiovaskular, suasana hati, perinatal, dan stres, premen-strual
sindrom, insomnia, kecemasan, depresi dan pengobatan mengatasi depresi,
keinginan bunuh diri, dan batas personality patologi (Sanders, 2010).
Kutz,
Borysenko, dan Benson menyatakan bahwa meditasi dapat menjadi primer untuk
terapi; untuk mengamati dan mengkategorikan peristiwa mental memberikan wawasan
tentang bagaimana skema mental yang diciptakan, sehingga menimbulkan rasa yang
lebih besar tanggung jawab dan memungkinkan seseorang untuk melangkah keluar
dari keterbatasan konseptual dan stereotip reaksi dan
perilaku. Meditasi adalah suatu bentuk introspeksi mengejar luar sesi terapi,
pasien yang membayar dengan waktu mereka sendiri, bukan waktu terapis. Jadi meditasi
meningkatkan kualitas terapi dengan melibatkan pasien lebih mendalam dalam
proses eksplorasi diri dan menyediakan materi berlimpah untuk eksplorasi dalam sesi
terapi. Selain itu, terapi dan meditasi baik
berasumsi bahwa nyeri pemahaman seseorang dan pertahanan terhadap hal itu dapat
mengurangi penderitaan dan meningkatkan pertumbuhan psikologis. Mereka
berpendapat bahwa menggabungkan meditasi dan terapi adalah teknis kompatibel
dan saling menguatkan (Bogart, 1991).
Dalam jurnal
pendidikan psikologi (Prabowo, 2007) menyebutkan juga berbagai penelitian
terapi meditasi yang digunakan untuk mengembangkan kualitas manusia yang
diasosiasikan dengan peningkatan intelegensi (Tjoa,1972), peningkatan kinerja
dan recall dalam bidang pendidikan (Abraham, 1972), kreativitas
(MacCallum,1974), prestasi akademik (Coller,1973), dan belajar (Miskinan,2002),
penerimaan diri (Broto,1994) dan mengurangi keluhan fisik (Subandi dan Utami,
1995).
Selain hal
tersebut juga diketemukan orang-orang yang melaksanakan terapi meditasi, locus
of controlnya lebih internal dan memiliki aktualisasi diri yang lebih tinggi
(Hjelee,1977;Subandi,2002). Senada dengan Hjelee, Van de Berg dan Mulder (dalam
Subandi, 2002) juga menemukan bahwa subyek yang melaksanakan meditasi
menunjukan peningkatan harga diri (self esteem), kekuatan ego (ego strength),
kepuasan (satisfaction), aktualisasi diri (self actualization) dan peningkatan
gambaran diri (self image).
Shapiro (2006) Terdapat tiga hal yang
sangat berperan bagaimana meditasi dapat berperan dalam mengatasi gejala fisik
dan psikis antara lain:
a. Intention, yaitu berkaitan dengan
pentingnya penetapan tujuan melakukan meditasi. Menurut Kabat Zin (dalam
Shapiro, 2006) suatu penentuan intention menjadikan sesuatu mungkin untuk
dicapai tujuan akan mengingatkan seseorang akan maksudnya dalam melakukan
meditasi. Dalam penelitian Shapiro hasil yang dicapai seseorang dalam melakukan
meditasi berhubungan dengan tujuannya melakukan meditasi. Jika seseorang
mempunyai tujuan untuk mampu mengelola dirinya maka dia akan mampu mengelola
dirinya.
b. Attention, yaitu yang berkaitan pengamatan
terhadap peristiwa kekinian, pengalaman internal dan eksternal, dalam wilayah
psikologi hal tersebut menjadi hal penting proses penyembuhan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar