Gender pada awalnya diambil
dari kata dalam bahasa arab Jinsiyyun yang
kemudian diadopsi dalam bahasa Perancis dan
Inggris menjadi Gender. Gender
dapat diartikan sebagai perbedaan antara
laki-laki
dan perempuan dalam peran, fungsi, hak, tanggungjawab, dan perilaku yang dibentuk oleh tata nilai sosial, budaya
dan adat istiadat, dengan kata lain Gender adalah
pengalaman psikologi seseorang terhadap salah satu Seks/Jenis
kelamin.
Konsep
gender berbeda dengan Seks / jenis kelamin. Seks adalah karakteristik genetic fisiologik atau biologis seseorang
yang menunjukkan dan membedakan apakah dia seorang perempuan atau laki-laki.
2 aspek penting
dalam gender
1.
Gender Identity
(Identitas Gender)
Pandangan
seseorang terhadap dirinya sendiri sebagai perempuan atau laki-laki.
2.
Gender Role (Peran
Gender)
Peran yang dipandang layak oleh suatu masyarakat
dalam suatu budaya tertentu untuk diberikan kepada laki-laki & perempuan.
Peran gender inilah yang menunjukkan identitas gender kita.
Identitas Gender
dan Peran Gender
Identitas
gender berkembang pada masa awal-awal kehidupan. Bayi yang baru lahir akan
diidentifikasi berdasarkan jenis kelamin mereka. Lingkungan seperti orang tua,
saudara, teman sebaya, guru, dll yang akan membentuk prilaku bayi untuk menjadi
laki-laki atau perempuan dengan harapan budaya tertentu.
Peran
gender adalah prilaku dan karakteristik yang diharapkan budaya dari seorang
laki-laki atau perempuan berdasarkan jenis kelamin mereka. Peran gender ini
berupa “maskulin” atau “feminim”. individu yang feminin adalah seseorang yang memiliki
angka yang tinggi pada sifat feminin dan memiliki angka rendah dari sifat
maskulin, individu yang maskulin adalah seseorang yang memiliki angka yang
tinggi pada sifat maskulin dan memiliki angka yang rendah pada sifat feminin.Pada
beberapa kasus seseorang laki-laki atau perempuan bisa memiliki kedua
karakteristik maskulin dan feminin, seseorang ini dikatakan sebagai
androgynous. Individu androgynous adalah laki-laki atau perempuan yang memiliki
angka tinggi pada sifat maskulin dan feminin. Seperti di Amerika Serikat
seorang perempuan yang melahirkan, menyusui (feminin) dan kuat, mandiri,
kompetitif (maskulin) dapat dikatakan sebagai androgynous.
Kesaman Gender dan Perbedaan Gender
Gender Differences in Physical Strength
and Skill
Laki-Laki
|
Perempuan
|
Kuat
|
Hamil dan Melahirkan
|
Akurat
|
Menyusui
|
Gender Differences in Cognitive Ability
and Achievement
Laki-Laki
|
Perempuan
|
Spasial dan Mekanik
|
Kemampuan Bahasa
|
Matematika
|
Ingatan verbal dan
spasial
|
Sains
|
Kecepatan persepsi
|
Komputer
|
Kemampuan motorik
|
Studi Sosial
|
Kemampuan membaca
|
Elektronik, Otomotif
|
|
Skill Berjualan
|
Gender Differences in Emotion and Social
Behavior
Laki-laki
|
Perempuan
|
Kompetitif dan Dominan
|
Simpatik
|
Asertif
|
Sosiabel dan friendly
|
Lebih sering terlibat tindakan kriminal
|
Dapat dipercaya dan
terbuka
|
Tidak takut resiko
|
Kerjasama
|
Self Esteem tinggi
|
Dapat menyembunyikan
perasaan mereka
|
Physical aggression
|
Verbal aggression
|
Gender Diffeerences in Mating and Sexual
Behavior
Laki-laki
|
Perempuan
|
Lebih memilih teman yang lebih muda
|
Lebih memilih teman
yang lebih tua
|
Memilih teman yang secara fisik menarik
|
Memilih teman yang
punya potensi mendengar yang tinggi
|
Memilih teman yang punya sifat keibuan
|
Memilih teman yang
mempunyai karakter baik
|
mengancam dengan ketidaksetiaan seksual
|
Mengancam dengan
ketidaksetian emosi
|
Merasa nyaman dengan ide-ide seksual
|
Membatasi seks untuk
jangka panjang
|
Pencemburu
|
Asal-usul Perbedaan Gender
Perbedaan seks
pada otak
Penelitian brain imaging menunjukkan
bahwa struktur otak laki-laki dan perempuan berbeda. Perbedaan ini dilihat dari
kadar estrogen, testosteron, dan hormon seks lainnya. Selain itu proses pada
masa kehamilan juga berpengaruh padaa perkembangan otak, perbedaan ini akan
terlihat ketika dewasa.
Rata rata serebral korteks laki-laki
sepuluh persen lebih besar dari pada perempuan, ini disebabkan karena volume
materi putih ( akson mielin ) pada laki-laki lebih banyak. Belahan otak kanan
sedikit lebih besar dari belahan kiri pada laki-laki dan perempuan selama masa
kanak-kanak, tetapi saat dewasa belahan otak kanan laki-laki relatif lebih
besar dari pada perempuan.
Selain itu, ada perbedaan gender dalam
corpus callosum. Terdapat 200 juta neuron yang menghubungkan dua belahan otak selama
masa kanak-kanak, ketika dewasa, corpus callosum perempuan lebih banyak dari
pada laki-laki. Ada juga perbedaan gender di daerah subkortikal otak. Amigdala berkembang
lebih cepat pada laki-laki dan lebih besar pada laki-laki dewasa. Sebaliknya, sedangkan
Hippocampus berkembang lebih cepat pada anak perempuan dan lebih besar pada perempuan
dewasa. Amigdala dan hipokampus berperan dalam memori dan emosi, amigdala lebih
terkait dengan ekspresi agresi, sedangkan hippocampus berperan pada kegiatan
mengingat (memori).
Pandangan lain menyatakan bahwa perbedaan
gender dalam otak merupakanhasil dari perilaku dan pengalaman dikarena struktur
otak tidak tetap saat lahir yang bersifat plastisitas dan berubah sepanjang
masa hidup.
Evolusi
Psikologi dan Perbedaan Gender
Pemikiran
saat ini tentang perbedaan gender didominasi oleh 2 teori yang berbeda. Yaitu,
teori evolusi dan teori peran sosial.
Teori Evolusi Perbedaan Gender
Menurut Charles Darwin, tekanan
evolusioner pada masa lalu mempengaruhi perbedaan penampilan fisik dan perilaku
pada laki-laki dan perempuan. Gagasan Darwin ini telah menjadi dasar teori
evolusi sebagai asal-usul perbedaan gender pada laki-laki dan perempuan.Berdasarkan
teori evolusi perbedaan gender, perbedaan
gender muncul dari gen yang dihasilkan tekanan evolusioner yang berbeda pada
laki-laki dan perempuan terdahulu.
5 faktor yang terlibat dalam perbedaan
gender
1.
Evolutionary pressures associated with hunting
Teori
evolusi percaya bahwa laki-laki tak kenal takut, bisa melempar senjata secara
akurat dan lebih mungkin untuk bertahan hidup serta bereproduksi.
Berburumenjadi tugas laki-laki, karena perempuan hamil dan melahirkan, berburu membutuhkan
kemampuan spasial yang baik, Dan pada masa modern kemampuan spasial dihubungkan
dengan kemampuan matematika. Sehingga laki-laki memiliki kemampuan matematika
yang lebih kuat dari oada perempuan.
2. Evolutionary
selection of dominance and aggression
Pada
masa lalu laki-laki yang mencari perempuan-perempuan yang subur. Salah satu
faktornya untuk menjadi lebih kuat, lebih dominan, dan lebih agresif dari
laki-laki lain saat berburu
3. Evolutionary
pressures created by child care
Teori
evolusi menyatakan bahwa perempuan berperan dalam merawat dan memelihara bayi,
menyusui untuk menyehatkan bayi dan melindungi bayi mereka dari ancaman ancaman
predator. Inilah yang menyebabkan perempuan lebih ramah, kooperatif, verbal dan
kurang agresif dibandingkan laki-laki.
4. Evolutionary
pressures created by gender differences in parental investment.
Perempuan
selalu tahu ia adalah ibu dari anak-anak yang dia lahirkan, sedangkan laki-laki
tidak bisa memastikan bahwa dia adalah ayah dari anak-anaknya, karena perempuan
bisa saja berhubungan seks dengan laki-laki lain.Oleh karena itu, laki-laki
berkembang dengan kecemburuan seksual dan berusaha menjadi pengendali perempuan.(untuk
mengurangi kemungkinan bahwa mereka akan menanggung anak dari pria lain).
5. Evolutionary
pressures in mate selection
Pada
masa lalu kemampuan perempuan untuk mendapatkan makanan sangat terbatas. Seperti
ketika mereka sedang hamil, oleh karena itu mereka membutuhkan pasangan hidup
(laki-laki) untuk membantunya.Jadi, menurut teori evolusi laki-laki berperan
untuk mencari perempuan. Dan perempuan berperan untuk memilih laki-laki. Biasanya
perempuan lebih menyukai laki-laki yang mapan dan dapat membantunya untuk
bertahan hidup.
Kritik Teori
Evolusi
Teori ini kurang baik karena pada teori
ini laki-laki digambarkan kurang berperan dalam mengasuh anaknya dan hanya
mementingkan kebutuhan biologisnya saja. Jika dilihat dari sisi ilmiah, teori
ini tidak pernah bisa langsung diuji. Dan tidak bisa dilakukan eksperimen
formal untuk menempatkan hipotesis pada teori ini.
Teori Peran
Sosial Perbedaan Gender
Perbedaan gender
terjadi karena peran sosial yang berbeda antara laki-laki dan perempuan. Peran
sosial ini dapat diperoleh dari tantangan, pengalaman atau hal lainnya.
Dalam kesehariannya
laki-laki dipandang lebih kuat secara fisik. Sehingga masyarakat menciptakan
suatu pemikiran bahwa laki-laki adalah penguasa. Dan perempuan tunduk akan hal
itu. Di sisi lain laki-laki berperan untuk mencari nafkah dan perempuan
berperan untuk mengasuh anak.
Dari hasil penelitian
yang dilakukan oleh beberapa ahli, didapatkan hasil bahwa diantara 37 budaya
diseluruh dunia laki-laki lebih menyukai perempuan yang lebih muda dan ahli
dalam hal mengurus rumah tangga (anak, dapur, dan lain-lain). Sedangkan
perempuan lebih menyukai laki-laki yang lebih tua dan memiliki penghasilan yang
baik.
Dan diantara 93 budaya
ditemukan bahwa perempuan lebih cenderung untuk patuh. Dan laki-laki cenderung
untuk bekerja sama sehingga memungkinkan laki-laki untuk memiliki istri yang
banyak.
Kritik
Sosial-Peran Teori
Teori ini tidak terlalu
membahas data yang cukup untuk menunjukkan beberapa perbedaan antara otak
laki-laki dan perempuan. Dan ada kemungkinan juga bahwa perbedaan gender yang
terjadi diotak adalah hasil dari peran sosial.
Pengembangan
Identitas Gender dan Peran
Meskipun laki-laki dan
perempuan jauh lebih mirip daripada berbeda. Tetapi, mereka memiliki identitas
dan peran sosial masing-masing sesuai dengan gender mereka. Seperti pada anak
berumur 2 atau 3 tahun. Mereka menyadari bahwa mereka adalah seorang laki-laki
atau perempuan. Sehingga yang laki-laki terlihat lebih maskulin dengan
mainannya seperti mobil-mobilan. Dan perempuan akan terlihat lebih feminin dengan
mainannya seperti boneka.
Psychoanalytic
Theory of Gender Identity
Sigmund Freud mengemukakan bahwa anak
akan mengikuti atau mengidentifikasi orang tua yang sesuai dengan jenis
kelaminnya. Mereka mengadopsi peran gender dan bertindak sama seperti ibu atau
ayah karena dua alasan. Pertama, Freud percaya bahwa anak-anak takut dengan
orang tua mereka. Salah satu cara untuk menghindari masalah dengan orang tua
sesama jenis adalah untuk mengadopsi perilaku orang tua tersebut. Alasan kedua,.mereka
mengadopsi identitas gender dari orang tua sesama jenis untuk menarik perhatian
orangtua dengan jenis kelamin yang lain
Social Learning Theory of Gender
Identity
Albert
Bandura menyatakan bahwa anak anak mempelajari prilaku yang sesuai dengan
gender mereka melalu pengamatan dari orang dewasaatau saudara mereka dan
melalui reinforcment dan punisment.
Orientasi Seksual
Orangyang tertarik secara seksual kepada seseorang dengan jenis kelamin yang
berbeda disebut heteroseksual. Sebaliknya, orang yang tertarik kepada seseorang jenis
kelamin yang sama memiliki orientasi homoseksual.
Pria yang memiliki orientasi homoseksual dikenal dengan sebutan gay, sedangkan wanita yang memiliki orientasi homoseksual dikenal dengan
sebutan lesbian. Selain Homoseksual, ada juga orang yang memiliki ketertarikan
terhadap jenis kelamin yang berbeda dan juga memiliki ketertarikan terhadap
sesama jenis kelaminnya, hal tersebut dikenal dengan sebutan biseksual.
Sebuah survey nasional dilakukan oleh Universitas
Chicago kepada lebih dari 3000 orang dewasa untuk melihat orientasi dan prilaku
seksual dikalangan orang Amerika.
Hasil survey menunjukkan bahwa
9 persen dari laki-laki dewasa telah berhubungan seks
dengan laki-laki lain selama pubertas, sekitar 4 persen laki-laki
tersebutt etap menjadi homoseksual setelah usia 18 dan 2,8 persen laki-laki mengaku
mereka sebagai gay atau biseksul. Sedangkan, 4 persen perempuan pernah melakukan seks dengan perempuan lain sejak pubertas, dan
tetap menjadi homoseksual setelah usia 18 dan 1,54 persen dari
seluruh perempuan mengidentifikasi diri mereka sebagai lesbian atau biseksual.
Mitos
seputar Homoseksual dan Biseksual :
· Orang yang memiliki orientasi homoseksual dan
biseksual mengambil peran gender dari jenis kelamin lainnya. Maksudnya, seorang
gay akan berperilaku seperti wanita feminin, begitu juga sebaliknya seorang
lesbian akan berperilaku seperti seorang pria maskulin.
Fakta → Mereka berperilaku
seperti orang yang memiliki orientasi heteroseksual.
· Orang yang memiki orientasi homoseksual dan
biseksual mengajak orang yang memiki orientasi heteroseksual untuk menjadi
homoseksual.
Stigmatisasi,Stres,danOrientasi Seksual
Seoranggaydan lesbianseringmerasa tidak nyaman dan
kesulitan mendapat pengakuan orientasi seksual dari teman sebaya, keluarga, dan
lingkungan.Gay juga menghadapi risiko yang lebih besarterkena AIDS dan mengalami stres hidup daripada heteroseksual, tidak mengherankan bahwa sejumlah
penelitian yang dilakukan telah menemukan bahwa gay danlesbian baik remaja maupun
dewasa memiliki kecenderungan lebih besar untuk depresi, bunuh diri, dan penyalah gunaan zat-zat terlarang.
Asal Usul
Orientasi Seksual
Banyak orang percaya bahwa pengalaman seksual pertama memiliki
pengaruh besar dalam membentuk orientasi seksual.. Jika
pengalaman seksual pertama individu dengan orang yang berjenis kelamin sama, apakah individu tersebut lebih mungkin
unutk mengembangkan orientasi homoseksual Antropolog GilHerdt (1984) dari Universitas Chicago menentang pendapat ini dengan menggambarkan praktek-praktek seksual dari
orang-orang sambian di New Guinea. Orang Sambian percaya bahwa anak
laki-laki akan menjadi laki-laki hanya jika mereka menelan sperma laki-laki yang lebih
tua. Oleh karena itu, pada usia 7 tahun, anak laki-laki akan meninggalkan
rumah keluarga mereka dan tinggal di pond okputra, di mana mereka diinisiasi ke homoseksualitas ritual. Mereka secara
teratur melakukan oral seks pada pria yang lebih tua selama beberapa tahun dan mereka akan menerima seks
oral dari laki-laki yang lebih muda ketika mereka mencapai kematangan seksual. Meskipun pria sambian melaporkan kenikmatan kegiatan homoseksual tersebut, hampir
semua laki-laki sambian lebih memilih untuk memiliki hubungan seksual secara
eksklusif dengan perempuan. Praktek seksual tersebut menunjukkan bahwa laki-laki Sambian tidak menjadi homoseksual hanya
karena memiliki pengalaman homoseksual sewaktu mereka muda. Konsisten dengan
pandangan ini, hanya sebagian kecil orang di Amerika Serikat yang memiliki
pengalaman seksual dengan orang berjenis kelamin sama sewaktu muda mengembangkan identitas homoseksual pada
masa dewasa (michael & lainnya,
1994)
Psikolog John Money, menyatakan hipotesis bahwa pembelajaran
sosial tidak memainkan peran dalam perkembangan homoseksualitas, namun kombinasi
faktor biologislah yang mempengaruhi beberapa orang untuk homoseksualitas.
Beberapa jenis penelitian telah memberikan bukti yang konsisten dengan (tetapi
tidak membuktikan) hipotesis ini. Yaitu :
1.
Studi kembar menunjukkan bahwa
faktor genetik mempengaruhi beberapa individu untuk homoseksualitas. Jika salah
satu kembar adalah homoseksual, kembar yang lain lebih mungkin menjadi
homoseksual juga.
2.
Adanya bukti bahwa tingkat khas beberapa
hormon
seks selama perkembangan janin meningkatkan
kemungkinan
homo seksualitas.
3.
Banyak penelitian menunjukkan bahwa pria
gay
lebih mungkin untuk
memiliki lebihdari satu saudara laki-laki. Karena ia
lahir dengan tingkat testosteron pranatal yang
lebih rendah, ini bisa mencerminkan pengaruh hormonal pada Homoseksualitas pria.
4. Ada bukti konsisten bahwa
homoseksual
berbeda dari heteroseksual di area Hipotalamus dan Struktur otak lainnya yang
berbeda
antara pria dan wanita.
Biological and Psychological Aspects of Sexuality
Pada
masa peradaban awal gambar dan tema-tema seksualitas sudah ada dalam bidang
seni dan sastra, tetapi studi ilmiah tentang seksualitas baru-baru ini saja
muncul. Pada pergantian abad kedua puluh dua dokter Eropa melakukan penelitian
awal tentang seksualitas. Richad Von Krafft-Ebing (1840-1902), seorang wina
ahli syaraf, penelitiannya berisi variasi belajar yang luas dan penyimpangan
dalam perilaku seksual manusia. Namun, pandangan Krafft tentang seksualitas
kebanyakan bersifat negatif dan karyanya dipenuhi dengan kesalahpahaman.
Misalnya, Krafft percaya bahwa masturbasi merupakan penyebab semua penyimpangan
seksual dan akar dari masalah seksual.
Seorang
tokoh utama kedua dalam studi seksualitas manusia adalah Henry Havelock Ellis
(1859-1939). seorang dokter dari Inggris. Ellis adalah orang pertama yang
membahas secara luas peranan pengaruh sosial dan budaya yang membentuk perilaku
seksual manusia dan salah satu orang pertama dalam studi homoseksualitas. Ia
juga untuk pertama kalinya menyatakan bahwa pria dan wanita mengalami hasrat
seksual yang sama dan menyatakan masalah-masalah psikologis seperti kecemasan
dan depresi dapat mempengaruhi fungsi seksual fisik.
Setelah banyak
penelitian dipublikasikan oleh Krafftdan Ellis
pada awal abad ini.Studi ilmiah seksualitas manusia selama
bertahun-tahun mengalami perkembangan yang menurun. Dalam
banyak hal, dunia ilmiah belum siap untuk membahas seksualitas manusia secara
obyektif. Namun, dalam tahun 1940-a Alfred C.Kinsey
(1894-1956) tertarik mempelajari perilaku seksual manusia. Ia melakukan survei besar
yang memungkinkan untuk menggambarkan banyak aspek seksualitas manusia,
termasuk berbagai kegiatan seksual.
Pelopor modern
lainnya dalam studi perilaku seksual adalah John Money dari Universitas Johns
Hopkins. Money terkenal
karena studinya tentang perkembangan seksual dan penelitian klasiknya
terhadap role gender.
Dan yang tidak kalah penting adalah karyaWilliam
MastersdanVirgnia Jhonson dalam studi laboratorium yang mengamati
partisipan selama siklus reaksi seksual dari kegembiraan awal sampai pada saat
orgasme serta Master dan Johnson yang
menyatakan bahwa perubahan
fisiologilah yang menyertai perilaku seksual.
Sexual Anatomy and Functioning
Struktur utama dari anatomi seksual perempuan
Uterus (Rahim)berbentuk
seperti buah pir,
memiliki struktur berotot, dan merupakan tempat janin selama kehamilan. Setelah pembuahan, telur yang dibuahi tertanam pada dinding uterus, di mana ia tumbuh dan berkembang selama kehamilan.
Ovarium adalah dua struktur yang memproduksi estrogen dan
hormon lainnya yang menghasilkan ovum atau
telur, untuk reproduksi.
Tuba fallopi merupakan tempat terjadinya pembuahan.
Serviks terdapat pada bagian bawah rahim yang merupakan leher rahim yang terhubung ke vagina, melalui leher
rahim menstruasi mengalir dan
juga merupakan saluran yang dilalui bayi
saat dilahirkan selama persalinan.
Alat
kelamin eksternal wanita terdiri dari kumpulan struktur kolektif yang disebut
sebagai .vulva, vulva terdiri atas :
· Mons, merupakan gundukan daging yang terdapat di bagian atas
vulva, merupakan daerah atas dan ditutupi oleh rambut kemaluan.
· Labia mayor, bibir terluar dari vulva.
· Labia minor, yang mengelilingi bibir vagina bagian dalam. Kedua labia
tersebut membentuk lipatan yang menutupi mulut vagina dan merupakan daerah yang
sangat sensitif terhadap rangsangan seksual.
· Klitoris, lipatan labia
minora yang menyatu di bagian atas vagina.
yang merupakan struktur bagian atas vagina
yang paling responsif terhadap rangsangan seksual. Labia dan klitoris mempunyai peran
penting dalam respon seksual perempuan.
Struktur utama
dari anatomi seksual laki-laki.
Alat kelamin eksternal pria terdiri dari penis
dan skrotum.
Penis adalah struktur berbentuk tabung, yang berisi
tiga tabung seperti spons yang akan terisi darah selama respon seksual,
hal ini yang menyebabkan penis menjadi kaku dan tegak selama ada gairah seksual.
Skrotum
bertugas merespon perubahan
suhu tubuh, ketika dingin, santai,
atau ketika hangat, untuk memastikan bahwa testis tetap berada pada suhu yang optimal untuk memproduksi
sperma.
Sistem reproduksi pria terdiri dari testis (buah
zakar) dan sistem terkait yang berbentuk
seperti tabung dan merupakan kelenjar kelamin pria.
Testis memproduksi hormon dan sel-sel reproduksi berupa
sperma.
Epididimis adalah
struktur di dalam skrotum yang melekat di bagian belakang testis
dan memanjang sampai ke vas deferens. Epididimis berfungsi untuk menahan
testis di tempatnya dan menyimpan sperma
selama proses pematangan. Sperma akan ditransfer ke vesikula seminalis
melalui vas deferens.
Vas deferens adalah tabung yang membawa sperma
dari epididimis menuju bagian luar tubuh. Sel sperma yang dibawa dalam air mani yang disebut
semen, cairan ini diproduksi oleh kelenjar
prostat danvesikula seminalis.
The
Sexual Response Cycle
Respon manusia terhadap
rangsangan seksual melibatkan respon biologi yang dikenal sebagai siklus respon
seksual. Meskipun ada kesamaan substansial antara siklus respon seksual wanita
dan pria, tetapi ada beberapa perbedaan penting.
Mastersdan Johnson(1966)menggambarkan empat
tahap siklus respon seksual, sebagai berkut:
1.
Excitement phase,
dimulai dengan
responsif erotis, bertahan mulai dari beberapa menit hingga beberapa jam, tergantung
pada sifat alamiah permainan seks yang dilibatkan. Pembuluh darah membesar,
aliran darah dan tegangan otot meningkat pada wilayah genital. Respon pada
tahap ini adalah lubrikasi pada vagina dan ereksi parsial pada penis.
2.
Platuae phase. Jikarangsangan seksual cukup kuat, gairah seksual terus berlanjut dengan cepat ke fase ini, yang
ditandai dengan tingginya tingkat gairah yang berkelanjutan dalam jangka waktu yang
lebih lama dari fase sebelumnya.
Tingkat kenikmatan seksual sangat
tinggi, namun belum samapai pada
titik maksimal.
3. Orgasmic phase. Dengan stimulasi yang cukup, dan dalam
situasi psikologis yang tepat,
individu biasanya berkembang ke
tahap refleksif orgasme, puncak gairah fisik dan kesenangan tercapai,
ditunjukkan dengan pernapasan yang semakin cepat, tekanan darah dan detak
jantung mencapai kecepatan tingkat tinggi, kulit berkeringat, dan sebagian
individu mengalami kehilangan kontrol otot dalam waktu yang singkat dan
mengalami kejang yang spontan.
Berbeda
dengan pria, wanita memiliki variasi orgasme yang lebih banyak. Variasi orgasme
pada wanita dibedakan menjadi tiga pola umum respon orgasmik, yaitu :
- Wanita mencapai orgasme singkat atau dengan mudah, sama seperti pria, bila wanita
telah mencapai orgasme pertama, butuh jeda waktu untuk dapat merespon rangsangan
kembali.
- Wanita
yang tergantung pada keadaan
dalam mengalami puncak orgasme, dan orgasme dapat
terjadi berkali-kali pada wanita.
- Wanita
dapat meraih orgasme pertama, orgasme berikutnya bisa dicapai dalam waktu yang
singkat yaitu hitungan detik ataupun satu menit pasca orgasme pertamanya.
4.
Resolution phase. Individu masuk ke tahap resolusi,
dimana pembuluh darah kembali ke keadaan normal. Satu perbedaan antara
perempuan dan laki-laki pada tahap ini adalah perempuan dapat dirancang untuk
mencapai orgasme lagi tanpa jeda. Sedangkan laki-laki masuk kedalam periode
refraktori yang bertahan mulai dari beberapa menit hingga satu hari dimana
mereka tidak dapat mencapai orgasme. Lama dari periode refraktori meningkat
seiring pertambahan usia.
Motivasi Seksual
Motivasi seksual
adalah motivasi primer yang esensial dalam kelangsungan hidup manusia. Tanpa
motivasi seksual, manusia akan punah karena tidak lagi menghasilkan keturunan.
Similarity
to Other Primary Motives
Motifseksualmenyerupailapar,
haus. danmotifutamadalam
sejumlahhal penting, seperti berikut ini :
1. Hypothalamus
control. Layaknya rasa lapar dan haus motivasi
seksual di kendalikan oleh Hipotalamus. Motivasi untuk perilaku seksual
terpusat di hipotalamus. Sistem ini setara dengan sistem makan dan minum di
hipotalamus. Jika hipotalamus mengalami kerusakan, perilaku seksual tidak akan
ada bahkan dengan adanya stimulus seksual sekalipun.
2. Role
of external stimuli. Sama seperti rasa
lapar, yang dapat distimulasi oleh stimulus eksternal, dikenal sebagai insentif,
misalnya pemandangan dan aroma dari makanan penutup yang menstimulasi rasa
lapar seseorang, motivasi seksual juga sangat sensitive terhadap stimulus
eksternal.
3.
Role of learning. Pembelajaran
dapatmemainkan peran yang kuatdalam membentukmotifutama. Apa,
kapan, dan seberapa banyak kita makan sebagai contoh, dipengaruhi
olehpengalaman belajar kita, begitu juga dengan motivasi seksual.
4. Role
of emotions. Sama seperti motivasi utama
lainnya, khususnya makan, motivasi seksual sebagian besar dipengaruhi oleh
emosi kita. Karena stress, anxiety
(kecemasan), dan depresi disertai dengan peningkatan gairahotonomsimpatik,
dan karena gairah seksualdimediasi oleh gairah parasimpatis, yang berlawanan
dengan aktifitas simpatik, emosiini umumnyamengakibatkanpenurunanmotivasiseksual.
Differences
from other primary motives
Terdapat
beberapa perbedaan penting antara motivasi seksual dengan motivasi seksual
lainnya, yaitu :
1.
Survival value, jika
kita tidak memenuhi motif utama dari rasa lapar, haus, kebutuhan kehangatan
memungkinkan kita tidak bertahan hidup sebagai suatu
spesies.Meskipunkepuasanmotifseksualsangat penting untukkelangsungan hidup
spesies, itu tidak diperlukan untukkelangsungan
hidupindividu.
2. Increases
and decreases in arousal. Kita
termotivasiuntuk mengurangigairahfisiologisolehrasa lapar
danmotifutamalainnya.Namun, manusia jelastermotivasi untukmeningkatkanbaikdan menurunkangairah
seksualmereka.Perilakuintim yangkita gunakan untuk memulaifaserangsangandari
siklusrespon seksual("foreplay") akan meningkatkan
gairah.
3. Role
of deprivation.Seseorang
yangbaru sajamakan makanan yang banyak
tidak akan lapar, tapi orang
yangtelahdiberi makanselama delapan jamakankelaparan. Hal yang sama berlakuuntuk seks.Jika
kehidupan seks yangteratur,dua minggu tidak bertemu dengan pasangan dapat menyebabkanpeningkatan dalamminat seksual. Tetapimotivasi seksualjauh lebih kecildaripada motifutamalainnya, kecuali selamaperioderefrakter, hampirsetiap saatdan situasi manusia rentanterhadap
rangsanganseksual.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar